Kamis

pencakar langit

Pagi menjelang siang
Tak ada yang berubah
Riuh, bising tak berhulu dan entah kemana muaranya

Nampak indah memang
Wajah garang menjulang tinggi
Mencakar langit-langit yang terus menjerit
Tertikam kuku sang iblis kota

Hai Jakarta!!!
Ini aku, datang memijakkan kakiku di alasmu
Kan kugetarkan setiap jalan, yang kau kata itu garang
Tanpa kesombongan
Ingin kuteriakkan kepadamu
Bahwa "telah kubawa onggokan tanah Makassar itu ke sini untuk menimbun gedung-gedung pencakar langitmu itu"