Kamis

lagi-lagi kepentingan

Menjelang waktu berbuka puasa hari ini, lagi-lagi saya menyaksikan kenyataan yang harus saya telan bulat-bulat. Bagaimana tidak, kawan-kawan seprofesi pada berubah seperti halnya hujan yang turun tanpa ada mendung ataupun petir. Saya amat paham jika mereka semua memiliki kepentingan demi sebuah masa depan yang lebih cerah. Namun, apakah tak ada cara lain yang sedikit berharga dalam pandangan orang-orang untuk mencari sebuah kecerahan?
Mengapa situasi memanas menjelang Pilkada mesti terbawa ke dalam ruang pergaulan dan persaudaraan kita kawan? Bukankah kita senasib dalam mencari sesuap nasi demi kelangsungan hidup? Seberapa besar kepentingan itu menjajikan masa depan buat kita sehingga kita mengkhianati profesi yang selama ini kerap kita bangga-banggakan di hadapan banyak orang?
Astagfirullah, silahkan lakukan sesuai kehendak kalian, namun jangan pernah mencederai kawan sendiri demi sebuah kepentingan yang menggerogoti benak kalian sehingga kalian lupa bahwa anda "Jurnalis".