Saya copet! ada yang salah? katanya bulan Ramadhan penuh berkah, katanya penuh rezki, lalu ada yang salah kalau saya mencari rezki saya?
Toh beda dengan semua orang, saya tidak menunggu langit, tidak menunggu impian kosong, tidak pernah saya ongkang-ongkang kaki, copet juga usaha!
Soal merdeka atau politik gariskeras-garislembut saya tidak mengerti, tidak paham, yang saya paham tuh, ya mencopet itu!
Ah, ah kemarin teman saya ada tewas di situ, tepat di trotoar itu. Satu gerakan lalai dan tiba-tiba satu bogem melayang, diikuti bogem lainnya, amboi, darah itu! muncrat bu, muncrat pak! dan dia tewas membawa mimpi remuk redam, dan sampai sekarang, istrinya tidak pernah tahu dia mencopet.
Tidak mas, tidak mbak... tidak ada yang salah, tidak yang memukul, tidak yang dipukul, tidak juga yang di atas, di langit atas. Hidup itu, ya begini ini, tapi kalo boleh, kalo diijinkan oleh tuan-nyonya terhormat, kalo melihat saya sedang bekerja, di atas damri, di atas pete-pete (angkot), atau di mana pun, kalau ingin memukul saya, mohon lakukan dengan lembut, lalu kalau saya tidak selamat, mohon doakan saya dengan tulus, semoga diterima di sisi-Nya, dan kalau bisa tolong kuburkan dengan layak, tolong juga tuliskan di batu nisan saya: di sini terbaring si copet tak dikenal mati dengan terhormat!